Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MAKALAH TENTANG KONTRASEPSI PIL KOMBINASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1, 3 persen pertahun. Dengan laju petumbuhan penduduk berkisar dalam angka tersebut, diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk indonesia berjumlah 270 juta jiwa. Jumlah penduduk ini sebenarnya bisa dikurangi menjadi 240 juta jiwa jika pemerintah berhasil menekan angka pertambahan penduduk menjadi satu persen per tahun melalui program Keluarga Berencana (UGM, 2007).
Program Keluarga Berencana (KB) awalnya dimaksudkan untuk mengatur kelahiran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dalam perkembangannya program KB ditujukan untuk membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Keluarga yang kecil dimungkinkan dapat hidup sejahtera dan bahagia, sehingga pengaturan kelahiran menjadi upaya pokok dalam program nasional (Maryani, 2008).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB di perlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kapatuhan menjalani program KB berkurang (Notoadmojo, 2007).
Di seluruh dunia, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah sterilisasi. Kontrasepsi hormon berada pada posisi ketiga di seluruh dunia. Yang menggunakan pil sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi implant dan suntik hanya 15% (Glasier, 2005).
Di negara maju metode kontrasepsi yang paling populer adalah kontrasepsi oral (16%). Sebaliknya dinegara-negara sedang berkembang sterilisasi wanita (20%), AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%) dan vasektomi (5%) (Glasier, 2005).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 memperlihatkan adanya stagnasi program, yang terlihat dari rendahnya peningkatan angka prevalensi kontrasepsi dari 60.3 persen pada periode 1997-2003 menjadi sekitar 61.4 persen pada periode 2003-2007 (Administrator, 2009).
Di Indonesia, kontrasepsi yang paling populer adalah suntik sebanyak 31,6% disusul dengan pil 13,2%, spiral 4,8%, implant 2,8% dan kondom 1,3% (Augusta, 2008).
Dari hasil penelitian Andi jumlah PUS di Sumatera yaitu 7,57 juta dan yang menjadi akseptor KB berjumlah 4,88 juta maka peserta KB adalah 64,5% dan yang menggunakan alat kontrasepsi pil berjumlah 25,30% (Andi, 2008).
Menurut hasil penelitian Gengbeng pada tahun 2009 pengguna pil KB di Kota Medan berjumlah 32,04% dari seluruh pemakai alat kontrasepsi. Pil masih menjadi pilihan utama bagi peserta KB (Gengbeng, 2009).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Keluarga Berencana
2.1.1  Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan (Maryani, 2008).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
2.1.2  Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
2.1.3  Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia subur istri <20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur istri 20-30 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan, pasangan usia subur dengan usia istri >30 tahun dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).

2.2  Kontrasepsi
2.2.1        Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Wiknjosastro, 2005).
2.2.2        Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur (Winkjosastro, 2005).
2.2.3        Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka lama/continuationrate tinggi (Hartanto, 2004)
2.2.4        Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara untuk metode kontrasepsi dapat dibagi dalam beberapa metode, yakni :

Metode Sederhana
1.      Tanpa alat :
KB alamiah : metode kalender (osino-knaus), metode suhu basal (termal), metode lendir servik (bllings), metode simto termal.
2.      Dengan alat :
1)      Mekanis
Kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap serviks/serviksl kap, spons/sponge, kondon wanita).
2)      Kimiawi
Spermisid.

Metode modern
1.      Kontrasepsi hormonal
Per oral (Pil Oral Kombinasi/POK, mini pil, morning after pil), injeksi/suntikan (DMPA), sub cutis (implant).
2.      Intra Uterine Devices (IUD, AKDR).
3.      Kontrasepsi mantap dengan cara :
Tubektomi pada wanita dan Vasektomi pada pria (Saifuddin, 2006).

2.3         Kontrasepsi Pil Kombinasi
2.3.1        Pengertian Pil Kombinasi
Pil Kombinasi adalah pil atau tablet untuk mencegah terjadinya kehamilan yang mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron (Saifuddin, 2006).
2.3.2        Jenis-jenis Pil Kombinasi
Ada 3 jenis pil Kombinasi :
1.      Monofasik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2.      Bifastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung 35 mcg EE+0,05 mg norethindrone untuk hari 1-10, 35 mcg EE+1,0 mg norethindroneuntuk hari 11-21 dari tiap siklus.
3.      Triphastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung 30 mcg+0,05 mg levonogestreluntuk hari 1-6, 40 mcg EE+0,075 mg levonogestrel untuk hari ke 7-11 dan 30 mcg EE+0,125 mg levonogestrel untuk hari ke 12-21 (Saifuddin, 2006).

2.3.3        Indikasi dan Kontraindikasi Pil Kombinasi
Indikasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi seperti usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak, gemuk atau kurus, setelah melahirkan atau tidak menyusui, menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan Air Susu Ibu secara eksklusif.
Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, perokok usia >35 tahun, riwayat penyakit jantung, migrain (pusing kepala yang hebat), kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari (Saifuddin, 2003).

2.3.4        Cara Menggunakan Pil Kombinasi
1)      Pil pertama diminum hari kelima haid seterusnya berturut-turut setiap hari satu pil. Khususnya untuk pil-pil dengan kemasan khusus dimulai pada hari pertama haid sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
2)      Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu pada pasca kejadian.
3)      Pada paket yang berisi 28 pil, mulai minum pil sejak hari pertama haid dan diteruskan setiap hari.
4)      Pada paket yang berisi 21 pil, minum pil mulai hari kelima haid. Bila telah habis istirahat dan tunggu haid, kemudian diteruskan dengan kemasan yang selanjutnya pada hari kelima haid.
5)      Bila lupa satu pil, segera minum pil ketika ingat atau minum dua pil pada waktu yang sama.
6)      Bila lupa dua pil atau lebih, sebaiknya minum dua pil setiap hari selama pil yang tertunda pada jadwal yang ditetapkan (Maryani, 2008).

2.3.5        Efek Samping Pemakaian Kontrasepsi Pil Kombinasi
1.      Perdarahan Pervaginam atau Spotting
Terjadi bercak-bercak perdarah diantara masa haid, terutama pada bulan-bulan pertama pemakaian pil KB.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa hal ini akibat pengaruh hormon dalam tubuh dan hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan (Maryani, 2008).
2.      Tekanan Darah Meningkat
Tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140/90 mmHg dalam keadaan istirahat. Penderita kadang-kadang merasa pusing atau terasa pegal pada kuduknya.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada akseptor, sebelum akseptor menggunakan KB bahwa pil tidak menyebabkan tekanan darah tinggi. Akan tetapi pada wanita yang mempunyai bakat atau riwayat darah tinggi, maka gejala darah tinggi akan lebih jelas (Maryani, 2008).
3.      Perubahan Berat Badan
Berat badan bertambah atau berkurang beberapa Kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian pil KB.
Penanggulangan :
Kebanyakan wanita yang minum pil KB, bertambah sedikit berat badannya, karena pemulihan cairan dalam beberapa hari sebelum haid. Hal ini akan segera hilang setelah haid dimulai. Wanita yang minum pil bertambah berat badannya setelah beberapa bulan pemakaian. Ini disebabkan hormon progesteron, atau peningkatan selera makan ketika ketakutan akan kehamilan, pertambahan berat badan biasanya dikendalikan oleh diet yang teratur (Jones, 2005).
4.      Jerawat
Timbulnya jerawat diwajah atau badan bisa disertai infeksi atau tidak.
Penanggulangan :
Pemberian vitamin A dan vitamin Edosisi tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat tetracycline 250 mg 2x1 kapsul selama satu atau dua minggu (Maryani, 2008).
5.      Air Susu Berkurang
ASI berkurang bahkan kadang-kadang sampai berhenti setelah pemakaian pil KB dengan dosis estrogen rendah.
Penanggulangan :
Menjelaskan bahwa pemakaian pil KB tidak dianjurkan bagi wanita yang menyusui. Bagi wanita yang menyusui dapat memakai pil mini yang hanya mengandung progestin (Maryani, 2008).
6.      Pusing dan Sakit Kepala
Rasa berputar atau sakit pada kepala yang dapat terjadi pada satu sisi atau seluruh bagian kepala.
Penanggulangan :
Menjelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa kemungkinan tersebut mungkin ada, tetapi biasanya bersifat sementara dan jarang terjadi
(Maryani, 2008).
7.      Perubahan Libido
Terjadi peningkatan libido atau penurunan libido. Sulit dinilai karena bersifat subjektif ini disebabkan oleh faktor psikis (kejiwaan) dan biasanya bersifat sementara.
Penanggulangan :
Menjelaskan kepada klien kemungkinan terjadi tentang hal ini dan sifatnya yang subjektif (sementara). Akseptor dianjurkan untuk memperbaiki keadaan umum termasuk kesehatan bila perlu konsultasi ke psikolog.
8.      Varises
Rasa pegal dan nyeri pada tungkai dan terdapat pelebaran pembuluh darah balik (vena) pada ektremitas bawah yang biasanya terlihat menonjol dibawah kulit.
Penanggulangan :
Menjelaskan bahwa varises hanya terdapat pada wanita yang berbakat untuk varises. Bagi wanita yang tidak mempunyai varises tetap dapat memakai pil KB (Maryani, 2008).
9.      Tromboemboli
Gejala yang timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah oleh darah yang membeku (thrombus). Gejala yang timbul tergantung dari bagian yang tersumbat dan dapat terjadi didaerah otak, arteri coronaria, pada pembuluh vena atau paru-paru.
Penaggulangan :
Menjelaskan secara jujur kepada calon aksepror bahwa kemungkinan
terjadi tromboemboli, walaupun sangat kecil dan biasanya dapat dikurangi kemungkinan dengan pemakaian pil KB dengan dosis estrogen rendah (Maryani, 2008).

2.3.6        Cara Kerja Pil Kombinasi
Cara kerja pil kombinasi adalah sebagai berikut :
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula (Saifuddin, 2006).

2.3.7        Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Pil Kombinasi
2.3.7.1  Keuntungan Pemakaian Pil Kombinasi
Reversibilitasnya sangat tinggi bila diminum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%, mudah menggunakannya, mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi, mencegah anemia karena defisiensi zat besi, mengurangi resiko kanker ovarium, menguirangi kemungkinan resiko pelvic infection dan kehamilan ektopik, cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama dari PUS (Pasangan Usia Subur) muda, khusus mini pil tidak mempengaruhi ASI, dapat meningkatkan libido (Saifuddin, 2006).
2.3.7.2  Kerugian Pemakaian Pil Kombinasi
Memerlukan disiplin dari pemakaian/harus minum pil secara teratur, dapat mengurangi ASI terutama 6 minggu post partum kecuali mini pil, kembalinya kesuburan agak lambat (Saifuddin, 2006).
2.4         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tentang Kontrasepsi PilKkombinasi
2.4.1        Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirka atau diadakan (Alwi, 2003).
Dari sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup ; semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan semakin banyak hal laoin yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya (Notoadmojo, 2007).
Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Semakin bertambah umur ibu, pengalaman ibu waktu hamil, melahirkan dan mengasuh anak menyebabkan ibu menjadi lebih rasional dalam bersikap, menyadari semakin banyak jumlah anak dan semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, mendorong ibu untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai kesehatan pemilihan kontrasepsi yang tepat (Notoadmojo, 2007).
2.4.2        Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Alwi, 2003).
Menurut Suwarno yang dikutip oleh Nursalam (2001), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap pekembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru (Notoadmojo, 2003).
Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam (2001) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi. Sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2.4.3        Paritas
Paritas adalah keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Ramli, 2003).
Paritas dua sampai tiga merupakan palitas paling aman ditinjau dari sudut kamatian maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana (Winknjosastro, 2005).
Ketika seorang ibu melahirkan anak pertama sampai anak ketiga maka resiko kematian rendah. Tetapi resiko kematian yang paling rendah ketika si ibu melahirkan anak yang kedua (Winjosastro, 2005).
Wanita usia subur dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terlalu yaitu; terlalu banyak, seorang wanita dengan jumlah anak lebih dari 4 orang akan lebih sering mengalami kematian karena perdarahan setelah persalinan atau penyebab yang lain (Hartanto, 2004).
Pada usia subur dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terlalu dekat jarak anak, sehingga wanita membutuhkan waktu untuk memulihkan tenaga dan kekuatan diantara kehamilan. Jarak antara kehamilan yang dianggap cukup aman adalah 3-4 tahun, karena jarak kelahiran < 2 tahun dapat mengakibatkan kehamilan resiko tinggi yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, nutrisi kurang, waktu atau lama menyusui berkurang, lebih sering terkena penyakit dan tumbuh kembang menjadi lebih lambat (Hartanto, 2004).
2.5.4. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah tahap perkembangan pemikiran manusia dapat dilihat dari sedikit banyaknya sumber informasi yang didapat.
Dari informasi yang diperoleh tersebut dapat membuat masyarakat mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Dalam persoalan tentang pemilihan Alat Kontrasepsi yang baik memang sangat tergantung kepada pemakaiannya sendiri. Untuk itu informasi sangat dibutuhkan bagi pasangan usia subur yang belum mengetahui tentang Alat Kontrasepsi (Notoatmodjo, 2007).
Menuruut Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sumber informasi yaitu alat atau media informasi yang memungkinkan responden mengetahui tentang alat kontrasepsi pil kombinasi, dengan kategori :
  1. Media cetak : leaflet, flip chart, poster dan foto.
  2. Media elektronik : televisi, radio, video, slide dan film.
  3. Petugas kesehatan : dokter bidan dan perawat


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Gengbeng. 2009. Pus di Sumut, http://tapselkab.go.id. diakses oleh Elvi Sartika, 10 Mei, 16,20 wib.

Glasier, Anna & Gabbie, Alisa. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.

Hartanto. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : Delup Ratansa Publhising.

Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM.

Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Fitramaya.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sirait, Augusta. 2008. Kontrasepsi Pil, http://www.Inilah.com. diakses oleh Elvi Sartika 12 Mei, 15.00 wib.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

1 comment for "MAKALAH TENTANG KONTRASEPSI PIL KOMBINASI"

  1. Terima kasih sudah berbagi, banyak sekali manfaat yang saya peroleh dari artikel yang telah Anda share, tetap semangat dalam menulis dan jangan lupa kunjungan baliknya:

    Bagaimana tips dan trik mengerjakan Soal Psikotes dengan mudah seperti Contoh Soal Psikotes Pauli-Kraepelin-Tes Koran dan Soal Psikotes Gambar. Contoh soal tersebut berdasarkan trend Contoh Soal Psikotes yang beredar di Indonesia.

    Sebelum mengikuti psikotes bisa mencoba Tes IQ Online ini utk mengetahui berapa nilai IQ anda. Ada juga trik membuat Contoh CV Yang Baik agar cepat diterima di perusahaan.

    Bagi pasangan muda yang ingin cepat memiliki momongan tak ada salahnya mencoba tips Cara Cepat Hamil dari dr. Rosdiana Ramli SpOG yang telah menolong pasangan muda agar segera memperoleh anak.

    ReplyDelete