Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASI EKSKLUSIF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
WHO (World Health Organitation) mengatakan ada 10 juta di dunia ini yang meninggal sebelum usia 5 tahun yang disebabkan oleh beberapa hal yang sebetulnya dapat dicegah. Kekurangan gizi yang semakin merajalela bahkan merupakan faktor penyebab kematian terhadap lebih dari setengah jumlah tersebut. Dengan demikian pemberian ASI pada satu jam pertama diharapkan akan mampu mengatasi hal itu. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi satu jam pertama sangatlah penting. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi saat pertama kali bayi lahir, merupakan faktor penting dalam awal proses menyusui setelah bayi dilahirkan. Selama proses ini, bayi akan tetap hangat dan memastikan bayi memperolah kolostrum, yang secara medis terbukti memberikan daya tahan yang luar biasa pada tubuh anak (Pambagio, 2007).
UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI ( Air Susu Ibu) secara Eksklusif selama 6 bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi ( Prasetyono, 2009).
UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh jurnal pediaktrik pada tahun 2006, terungkap data bahwa bayi yang diberi susu formula, memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui secara Eksklusif. Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian ASI secara Eksklusif. Oleh sebab itu sudah sewajarnya ASI Eksklusif dijadikan sebagai prioritas program di negara berkembang ini (Fayra, 2006).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997-2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI Eksklusif turun dari 49% menjadi 39% , sedangkan penggunaan susu formula meningkat 3 kali lipat (Prasetyono, 2009).
Sementara itu, hasil SDKI 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi dibawah 6 bulan diberi susu formula meningkat 16.7% pada 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (Ghozan, 2008).
Sentra Laktasi Indonesia dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 mencatat hanya 15% ibu yang memberikan ASI Eksklusif selama 5 bulan dan rata-rata ibu memberikan ASI Eksklusif hanya 2 bulan (Yuliarti, 2010).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI Eksklusif selama 1,7 bulan (Prsetyono, 2009).
Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI Eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI Eksklusif ( Roesli, 2000).

1.2.            Perumusan Masalah
Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI

1.3.            Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami tentang ASI Eksklusif






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan bayi (Prasetyono, 2009).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh kebutuhan bayi, baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual (Purwanti, 2004).
ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik yang desekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Kristyanasari, 2009).


2.2 Pengertian ASI Eksklusif
Akhir-akhir ini, kebanyakan wanita Indonesia, khususnya para ibu muda, gencar menggalakkan ASI Eksklusif. Tentunya hal ini merupakan kecenderungan yang sangat positif, karena kebutuhan makanan bayi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran memang diperoleh dari ASI. Sayangnya fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih belum maksimal. Bahkan, sebagian ayah belum mengetahui pengertian ASI Eksklusif, padahal ia adalah figur utama yang memberi dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya (Prasetyono, 2009).
Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif atau pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan mulai diperkenalkan dengan makan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Novianti, 2010)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan. Tindakan ini akan terus merangsang produksi ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan bayi akan terhindar dari diare (Purwanti, 2004).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bayi tidak diberikan apa-apa, kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya dari ASI (Yuliarti, 2010).
2.2.1 Manfaat ASI
2.2.1.1 Manfaat ASI Bagi Bayi
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif terhadap bayi. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci manfaat ASI terhadap bayi (Roesli, 2000).
1.        ASI Sebagai Nutrisi.
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI merupakan makanan yang berkualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.


2.        ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi.
Kesenjangan akan hilang apabila bayi diberi ASI karena cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari penyakit diare. Bayi ASI Eksklusif lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif. Anak yang sehat tentu saja akan berkembang kepandaiannya dibanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.

3.        ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sedangkan faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Bila seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada masa pertumbuhan otak cepat pertama, maka akan terjadi pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20%. Nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali pada susu sapi seperti taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI, laktosa merupakan hidrat arang terutama dari ASI yang hanya sedikit pada susu sapi, asam lemak panjang yang terdiri dari DHA,AA,Omega 3, omega 6 yang merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya sedikit dijumpai di susu sapi.
Manfaat lain pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi adalah:
  1. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
  2. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.
  3. Melindungi anak dari serangan alergi.
  4. Mengandung asam lemak yang diperlukan otak.
  5. Membantu pembentukan rahang yang bagus.
  6. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI Eksklusif akan lebih cepat jalan.
  7. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional kematangan spiritual dan hubungan baik sosial.
2.2.1.2 Manfaat ASI Terhadap Ibu
Menurut Roesli (2000), selain memberikan keuntungan pada bayi, menyusui juga memberikan keuntungan terhadap ibu. Keuntungan yang diperoleh ibu akan dijelaskan secara rinci dibawah ini:
1.        mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang karena pada saat ibu menyusui akan terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.
2.        Mengurangi terjadinya anemia.
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah karena kekurangan zat besi sehingga menyusui mengurangi pendarahan.
3.        Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
4.        Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
Pada waktu ibu memberikan ASI Eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%.
Disamping manfaat yang disebutkan diatas, manfaat lain yang diperoleh ibu antara lain:
  1. Mengecilkan rahim.
  2. Lebih cepat langsing.
  3. Praktis.
  4. Memberi kepuasan pada ibu .

2.2.1.3 Manfaat ASI Bagi Keluarga/ Ayah
1. Aspek Ekonomi
Menurut Kristyanasari (2009), ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu penghematan juga disebabkan kerena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
2. Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga.
3. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.
2.3.1.4 Bagi Negara
Menurut Kristyanasari (2009), manfaat ASI bagi negara adalah:
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor propektif dan nutiren yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
2. Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8.6 miliar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
3. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nasokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
4. Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

2.3 Kandungan Zat Dalam ASI
Menurut Novianti (2010), menyusui tidak cuma mendekatkan emosi pada bayi, tapi sekaligus memberi konsumsi gizi yang tinggi antara lain:
1.        Kolostrum
Kolostrum adalah cairan kental bewarna kekuning-kuningan yang banyak mengandung protein dan antibodi.
2.        Protein
Protein dalam ASI terdiri dari Casein (yang sulit dicerna) dan Whey (yang mudah dicerna).
3.        Lemak
Ini adalah penghasil kalori (energi utama) dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi.


4.        Laktose
Ini merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai sumber energi. Fungsi lainnya adalah meningkatkan penyerapan kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.
5.        Vitamin, Mineral, Zat besi
Zat nutrisi yang terdapat dalam ASI tidak dapat ditiru oleh manusia karena bersifat unik. Vitamin, mineral dan zat besi diserap oleh usus dan masuk ke dalam darah.

2.4 Jenis –jenis ASI
Menurut Prasetyono (2009), berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu kolostrum, Foremilk, dan hindmilk.
2.4.1 Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum banyak mengandung protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada masa awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh. Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya.
2.4.2 Foremilk
Air susu yang pertama kali disebut susu awal (Foremilk). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
2.4.3 Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana hidangan utama setelah sup pembuka. Air susu ini memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi.



2.5 Komposisi Gizi Dalam ASI
Menurut Kristyanasari (2009), komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan dalam 3 macam:
a.                                          Kolostrum
ASI yang dilahirkan pada hari pertama sampai pada hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum/susu jolong merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan khasiat kolostrum sebagai berikut:
  1. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
  2. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
  3. Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan.

b.                                         ASI Masa Transisi
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
c.                                          ASI Mature
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.


2.6 Faktor yang Terkait Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Prasetyono (2009), ASI memang sangat perlu bener-benar penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi.
Mengenai hal ini, ibu perlu mengetahui berbagai aspek yang harus mengharuskannya untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi sejak 6 bulan pertama kelahirannya.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Aspek Pemahaman dan Pola Pikir
ASI merupakan makanan utama bayi yang sangat baik dan tidak ada bandingannya, meskipun susu formula termahal dan terbaik.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, terbukti bahwa ASI Eksklusif memang lebih unggul dibandingkan susu formula. Sebab, ASI mengandung zat-zat kekebalan yang tidak dimiliki oleh susu formula.
Meskipun pemberian ASI Eksklusif telah banyak disosialisasikan, namun tidak sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh hal itu, terutama para ibu yang bekerja diluar rumah. Beberapa anggapan keliru sering kali mengenyampingkan kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, keberhasilan media promosi dapat berpengaruh terhadap pola fikir para ibu bahwa susu formula banyak mengandung DHA, AA, dan kandungan lain lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi ketimbang ASI, yang membuat mereka cocok untuk menyusui. Adapun mitos tentang pemberian ASI bagi bayi, misalnya ibu yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat. Anggapan ini sering menjadi kendala bagi ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain, dengan memberi susu pendamping manakala bayi lapar.
Hal-hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pola dasar pemberian ASI menjadi susu formula. Situasi ini akan akan menjadi masalah yang cukup mendasar, karena bayi kehilangan kesempatan dan manfaat yang terkandung dalam ASI.
  1. Aspek Gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan kelahirannya. ASI yang pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan terutama IgA yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare.
Walaupun jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi, namun kolostrum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kolostrum juga mengandung protein. Vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah, sehingga sesuai kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kolostrum akan membantu mengeluarkan mekonium.
  1. Aspek pendidikan
Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan alamiah dan naluriah. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajari. Sebenarnya, anggapan ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi menyusui bisa menjadi masalah manakala ibu menikah dini, atau melahirkan bayi yang pertama, terutama dikalangan artis atau ibu yang bekerja.
  1. Aspek Imunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti infeksi yang bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum sangat tinggi, zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri pathogen, E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
  1. Aspek Psikologis
Secara psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting.
1.      Menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Baginya menyusui tidak hanya memberikan makanan kepada bayinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh emosi dan ibu dan kasih sayang terhadap bayi. Perasaan kasih sayang antara ibu dan bayi akhirnya bisa meningkatkan produksi hormon, terutama oksitosin yang dapat meningkatkan produksi ASI.
2.      Interaksi antara ibu dan bayi. Secara psikologis, pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat tergantung pada integritas ibu dan bayi. Kasih sayang ibu dapat memberikan rasa aman dan tenang, sehingga bayi bisa lebih agresif menyusui.
3.      Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi berada dalam rahim (Prasetyono, 2009).
2.7 Menjadi Ayah ASI
Menurut Roesli (2008), berikut ini hal-hal yang sebaiknya dimengerti seorang ayah untuk mendukung keberhasilan memberikan ASI eksklusif atau menjadi ayah ASI (breastfeeding father).
1.      Menyusui adalah aktivitas keluarga.
2.      Berdasarkan penelitian terhadap 115 ibu postpartum, keberhasilan menyusui pada kelompok ayah tidak mengerti ASI adalah 26,9% dan pada kelompok ayah mengerti ASI adalah 98,1%
Cara ayah membantu dalam proses menyusui:
a.       Ayah menyendawakan bayi
b.      Ayah memandikan bayi
c.       Ayah bermain, bergurau dan mendendangkan bayi
d.      Ayah mengganti popok
e.       Ayah memijat bayi
f.       Ayah menggendong bayi
Masih banyak ayah yang berpendapat salah. Para ayah ini berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja, sebenarnya ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya. Membesarkan dan memberi makan anak adalah tugas bersama antara ayah dan ibu. Hubungan yang unik antara seorang ayah dan bayinya merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di kemudian hari. Untuk membantu ibu agar dapat menyusui dengan baik maka ayah perlu mengerti dan memahami persoalan ASI dan menyusui (Roesli, 2000).

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif
2.8.1 Tingkat Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2003), mengatakan pendidikan memegang peranan penting yang cukup dalam pengadobsian pengetahuan secara baik. Pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat analisa dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu ilmu yang baru sehingga kemampuan aplikasinya akan lebih baik sesuai dengan harapan.

2.8.2 Umur
Menurut Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa umur yang relatif muda mempunyai pengetahuan yang masih kurang. Umur juga merupakan indeks yang menempatkan individu dalam urutan perkembangannya


2.8.3 Sumber Informasi
Informasi adalah fungsi yang paling penting dalam memberikan pengetahuan seseorang.
Informasi merupakan sumber informasi seseorang untuk membantu mengurangi cemas, rasa tidak tahu dan rasa bingung meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya dari berbagai petugas kesehatan, media elektronik (TV, radio), media cetak ( surat kabar, majalah dan lain-lain), (Nursalam, 2001)