Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jaman Wes Edan

   

Hasil Uji Lab: Sampel Beras di Bekasi Mengandung Plastik



Hasil Uji Lab: Sampel Beras di Bekasi Mengandung Plastik 
 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pemerintah Kota Bekasi, TNI dan Kepolisian meninjau salah satu agen beras di Pasar Tanah Merah Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat
 

      jaman sekarang wes edan baru-baru ini kita mendengar beras plastik ada-ada saja cara orang berbisnis untuk meraip untung sebesar-besarnya tanpa memikirkan sesamanya bagaimana tak banyak penyakit-penyakit aneh toh makanan sekarang sudah aneh-aneh dimana ikan asin di beri pemutih, ayam di suntik, cumi diberi pewarna pakaian dan kini beras bukan saja di putihkan tapi, dipalsukan.

     kemarin Walikota Bekasi Rahmat Effendi memastikan sampel beras yang diambil dari Pasar Mutiara Gading Timur terbukti mengandung plastik. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi di laboratorium Sucofindo, di Cibitung, Jawa Barat.

    “Plastik polivinil yang digunakan untuk membuat beras itu bahan yang sama untuk membuat pipa paralon. Jadi kalau kita makan beras tersebut, sama saja kita menelan pipa paralon," kata Rahmat di Bekasi, dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (21/5). Dan menurutnya  laboratorium Sucofindo telah melakukan uji kandungan beras tersebut selama dua hari yaitu mulai Selasa (19/5) sampai Rabu (20/5).

  
     Hasilnya, sangat mengejutkan beras yang dijual pedagang bernama S di Pasar Mutiara Gading itu terbukti mengandung bahan baku plastik yang berbahaya bagi kesehatan.



     Beras yang diuji di laboratorium ada sebanyak 250 gram dan berasal dari kios milik S yang sehari-hari berjualan beras di Pasar Mutiara Gading Timur. Sedangkan D (29) adalah warga Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi yang pertama kali melaporkan keganjilan yang dirasakannya saat memasak dan mencicipi beras tersebut.

    Dia menuturkan beras plastik ini  berasnya beda dari aslinya kemudian, ibu D yang  membeli beras enam liter yang sebagian besar untuk keperluan dagang bubur ayam dan nasi uduk. Biasanya masak satu jam bubur sudah kelar, tapi ini kok satu jam lebih malah nggak nyatu dengan air. Beras itu nempel sama panci. Sekali dicoba dua jam ke depan malah makin banyak air. Beras itu agak mekar malah terpisah dari air,"


    Pakar Kimia dari Universitas Indonesia Asmo Wahyu mendorong masyarakat untuk mampu mengenali secara sederhana perbedaan beras asli dengan beras yang dioplos material plastik.


"Paling tidak ada empat  cara sederhana untuk mengenali beras plastik," kata Asmo dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/5/2015).
Pertama, dari bentuknya, tampilan beras asli memiliki guratan dari bekas sekam padi, sedangkan beras plastik tidak terlihat guratan pada bulirnya dan bentuknya agak lonjong.
Kedua, dari ujung-ujung bulir beras, pada beras asli terdapat warna putih di setiap ujungnya, warna tersebut merupakan zat kapur yang mengandung karbohidrat. Sedang beras bercampur plastik tidak ada warna putihnya.

Ketiga, jika beras asli direndam dalam air maka akan berubah warna menjadi lebih putih, sedangkan beras plastik hasilnya tidak akan menyatu dan airnya tidak akan berubah menjadi putih.

Keempat, jika beras palsu ditaruh di atas kertas maka terlihat beras tidak natural, berbentuk lengkung, tidak ada patahan.

"Kalau dipatahkan akan pecah menjadi bentuk kecil-kecil. Sementara beras asli bentuk bulirnya sedikit menggembung dan kalau dipatahkan hanya terbelah menjadi dua," jelas dia.